Like Dong
Berita Populer
Kapolres Asahan Diduga Kuat Dukung Peredaran Narkoba di Aek Loba: Masyarakat Menjerit, Penegakan Hukum Dipertanyakan
Peredaran narkoba di wilayah Aek Loba, Kabupaten Asahan, kembali menjadi sorotan tajam. Aktivitas jual beli barang haram di daerah ini berlangsung nyaris tanpa hambatan, bahkan terkesan dilindungi.
Warga menyuarakan keresahan, namun aparat penegak hukum justru bungkam. Dugaan kuat pun muncul: benarkah ada dukungan dari pejabat kepolisian setempat terhadap bisnis gelap ini?
Pantauan awak media pada Kamis (04/04/2025), menunjukkan pemandangan mencengangkan di kawasan perkebunan sawit milik warga. Deretan sepeda motor tersusun rapi, menandakan ramainya "transaksi" di lokasi.
Lalu lalang pembeli dari berbagai usia, mulai dari remaja hingga orang dewasa, tampak begitu leluasa. Bahkan, aksi memakai hingga menimbang narkoba dilakukan secara terbuka di tempat tersebut.
Ironisnya, meski sudah berulang kali dilaporkan, aparat seolah menutup mata. Seorang warga yang enggan disebut namanya mengungkapkan, "Pernah digerebek, Bang, sekitar 30 orang ditangkap.
Tapi selang dua hari sudah keluar semua. Yang anehnya lagi, Bang, bandar besar berinisial TT tidak ditangkap. Cuma pemakainya. Mungkin tukar kepala, ya Bang."
Pernyataan tersebut menguatkan dugaan bahwa terdapat 'perlindungan' terhadap para pemain besar dalam jaringan narkoba.
Sosok TT disebut-sebut sebagai gembong yang menguasai peredaran narkoba di Aek Loba dan wilayah tetangga, RAHUNING. Namun, hingga kini, yang bersangkutan belum tersentuh hukum.
“Kami merasa ada yang lindungi mereka. Jangan-jangan ada setoran ke oknum aparat, makanya mereka bebas terus beraksi,” lanjut warga tersebut dengan nada kecewa.
Upaya konfirmasi telah dilakukan awak media kepada Kapolres Asahan AKBP Afdhal Junaidi, S.I.K., M.M., M.H. serta Kasat Narkoba Polres Asahan melalui pesan WhatsApp.
Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada balasan maupun pernyataan resmi. Sikap diam ini justru menambah kecurigaan publik terhadap lemahnya penegakan hukum di wilayah tersebut.
Lebih dari sekadar keresahan, masyarakat Aek Loba kini merasa masa depan generasi muda mereka sedang digadaikan oleh kelengahan atau mungkin pembiaran aparat penegak hukum. “Kami mohon Bapak Kapolda Sumatera Utara Irjen. Pol. Whisnu Hermawan Februanto turun langsung. Jangan tunggu sampai kampung kami hancur,” harap seorang warga lainnya.
Peredaran narkoba yang berlangsung secara terang-terangan bukan hanya ancaman sosial, melainkan juga tamparan keras terhadap wibawa institusi kepolisian.
Ketika warga merasa harus berteriak ke media untuk mendapat perhatian, artinya kepercayaan terhadap aparat setempat sudah runtuh.
Masyarakat Aek Loba tidak menuntut lebih. Mereka hanya ingin keadilan ditegakkan dan hukum benar-benar menjadi panglima.
Sudah waktunya pertanyaan ini dijawab secara jujur dan tegas: mengapa peredaran narkoba di Aek Loba terus berjalan mulus? Siapa yang sebenarnya bermain di balik layar?
Jika aparat tak bergerak, jangan salahkan jika rakyat mulai bertanya: di mana Kapolres saat Aek Loba dikuasai narkoba?
0 Comments