Breaking News

79 Tahun Indonesia MERDEKA

79 Tahun Indonesia MERDEKA
JAYA TERUS INDONESIA KU!!!

Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Pers Dan Aktivis Ibu Kota Menyoalkan Media Plat Merah, Milik Pemerintah

Responsive Ad Here

 

Dilangsir dari media ternama kompasiana terbitnya artikel hingga menjadi berita trending yang menyoalkan tentang media Plat Merah di duga oleh salah seorang insan pers dari ibukota mengatakan serta mempertanyakan media tersebut dikeluarkan oleh pemerintah dan media Plat Merah adalah milik pemerintah

 Sehingga pernyataan insan pers itu suatu pertanyaan yang sangat menarik hingga pembaca ingin mengetahui tentang kebenaran media tersebut. Kamis (17/08/2023)


Di samping insan pers itu mempersoalkan kebenaran media Plat Merah milik pemerintah dan di keluarkan oleh pemerintah pada saat itu pula ada salah seorang yang memang aktivis di media plat merah mendengar langsung ucapannya seketika terdiam sejenak, dimana maksud hati akan  menjawab untuk lebih spesifik dengan pertanyaannya itu

Aktivis media Plat Merah Pun sontak menerima pertanyaan - pertanyaan dari insan pers


"Dalam seminggu berapa kali kah tulisan yang telah dimuat oleh redaktur ...? Dan apakah tulisan - tulisan anda dalam media tersebut juga dibaca oleh orang-orang yang berlangganan atau membeli media anda?


Namun hal itu aktivis Media Plat Merah , dengan  nada merendah, sambil menjawab 

" bahwa media Plat Merah yang kita kelola itu sebenarnya seolah media internal sekalipun saya tak yakin, Jadi pembacanya itu memang spesifik hanya orang tertentu saja sekalipun beritanya disebarkan ke sejumlah daerah. yang pastinya pembacanya adalah orang pemerintah atau mereka yang butuh informasi yang tertuang  di tulisan itu. Bahkan dari beberapa sisi juga masih ada kesamaan konten media swasta  dengan konten media pemerintah


Di  sisi lain saya mahfum, sebab di kalangan insan pers masih berkembang  pride bahwa setiap tulisan yang ada memang dibaca dan dibutuhkan oleh khalayak. Sehingga insan pers yakin kalau tulisannya itu nantinya akan dibaca ,padahal atau mungkin  kemampuan dan keinginan seleksi terhadap berita yang disajikan. kalau tak butuh ya tidak diteruskan untuk dibaca. Mungkin ini di sebabkan (virus teori jarum hipodermik) yang menyatakan media sangat powerfull

Sementara pada sisi yang lain kita juga terlihat miris, sebab  merupakan indikasi begitu besarnya diskriminasi terhadap pekerja media milik pemerintah.


  indikasi dan diskriminasi yang begitu besarnya terhadap insan pers  Bahkan perdebatan di rilis pun sempat lancar mengkritisi tatkala orang pemerintah atau PNS bekerja sebagai media umum

  

. Padahal hal ini banyak terdapat di daerah-daerah  Koran-koran daerah yang tidak berkoalisi nasional dengan jaringan koran besar banyak hidup dan dihidupi oleh orang pemerintah. Cuma Kawasan Jawa, Bali dan sebagian Sumatera saja yang jurnalisnya adalah mereka yang “intelek” bukan PNS sehingga merasa jago.


Terkait dengan media,profil pembaca sebuh media memang secara terpercaya akan bisa didapatkan dari riset yang dilakukan yaitu jelasnya terkait dengan media,

- riset pelanggan, yang biasanya dilakukan oleh media sendiri. 

- riset marketing yang biasanya dilakukan lembaga riset pasar dan media seperti AGB Nielsen yang sangat kesohor dengan ratingnya.


Membangkitkan selera pembaca sudah menjadi keharusan bagi sebuah media massa di tengah kompetisi media yang kini begitu ketat dan bermunculan . Jika tidak, maka akan tergusur oleh media yang sudah kuat dan banyak peminat bacanya, sehingga posisi media tersebut akan ”terancam” oleh media baru yang terus bermunculan. Media cetak yang menjual informasi harus bersaing dengan media elektronik dan online yang memberi informasi secara gratis, sehingga mengharuskan media massa  mencari berbagai cara untuk dapat survive di tengah persaingan ketat media saat ini.

    

Pada kenyatannya media massa mempunyai segmen-segmen pembaca sendiri sesuai dengan isinya, karena itu terbitan menjadi beraneka ragam sesuai dengan sasaran pembacanya. Menurut Kasali, seorang pengamat pemasaran


The industry typically categorizes consumer magazines in terms of their targeted audiences. Of course, the wants, needs, interests, and wishes of those readers determine the content of each publication (Baran, 1999:132). 

 saat ini strategi penetrasi media tidak lagi didasarkan pada segmentasi demografi namun lebih kepada segmentasi manfaat (CAKRAM, September 2000:20). 


Dimana para pengelola media memahami kebutuhan pembaca serta memenuhinya. Konstruksi Realitas Seperti diutarakan Tuchman dalam Sobur (2001) menjelaskan

" bahwa pada dasarnya pekerjaan media tersebut ialah mengkonstruksi realitas, sebab isi media adalah hasil para pekerja media dalam mengkonstruksi berbagai realitas yang dipilih. keseluruhan isi media itu adalah realitas yang dikonstruksikan (constructed reality),pembuatan (isi) media pada hakikatnya tak lebih dari penyusunan realitas-realitas hingga menciptakan dan membentuk sebuah cerita".( Rony sp)


0 Comments