Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Soal Selaput Dara dan Keperawanan

Responsive Ad Here
Indahnya berbagi,!!!

Baik pria dan wanita tak perlu malu soal memelajari alat kelamin sendiri. Terutama wanita, karena soal vagina dan selaput dara merupakan hal penting, terutama setelah beredar mitos soal malam pertama dan keperawanan.

Selaput dara merupakan bagian dari vagina yang sebenarnya bertekstur tipis, yang bisa robek tak hanya akibat berhubungan seksual saja. Bahkan beberapa wanita bisa lahir tanpanya. Dirangkum dari SELF, ini 7 fakta menarik soal selaput dara yang perlu kami ketahui.

Selama ini yang kita bayangkan adalah selaput dara merupakan sebuah membran tipis yang membentang di bagian depan liang vagina. Hal tersebut dibenarkan oleh Mary Rosser, MD, direktur obstetri dan ginekologi di Montefiore Health System.

Akan tetapi, selaput dara tidak menutupi secara keseluruhan, justru jika benar-benar menutup maka darah menstruasi tidak akan bisa keluar, tegasnya.
Bentuk dan ukuran selaput dara pada tiap-tiap wanita sangatlah berbeda. Bahkan ada wanita yang terlahir tanpa selaput dara sama sekali. Namun biasanya selaput dara berbentuk seperti sabit.

"Normalnya beragam pada ukuran, bentuk, ketebalan, kelenturan dan bahkan bisa tidak ada. Saat kita bayi, selaput dara biasanya tebal dan akan menipis seiring waktu dengan aktivitas yang kita lakukan seperti bersepeda, menunggangi kuda atau mengikuti kelas gimnastik. Terlahir tanpa selaput dara tak akan berdampak pada kesehatan seksual ataupun reproduksi sama sekali," kata Rosser.

Mungkin banyak orang mengaitkan selaput dara hanya dengan keperawanan. Namun apa sebenarnya tujuan dari selaput dara? Rosser menyebut selaput dara adalah struktur vestigial, yang berarti tak benar-benar memberikan fungsi fisiologis spesifik, seperti usus buntu atau gigi geraham bungsu.
Teori evolusioner mengungkapkan bahwa selaput dara terbentuk untuk melindungi vagina dari bakteri, namun para ahli hingga kini masih belum mendapatkan alasan pasti mengapa selaput dara ada.

Beberapa wanita justru bisa terlahir dengan kondisi di mana selaput dara mereka harus dihilangkan melalui operasi, namun ini cukup langka. Imperforate hymen atau selaput dara imperforata adalah kondisi di mana selaput ini justru menblokir vagina.

Kondisi ini biasanya didiagnosis saat remaja ketika mulai menstruasi. Jika darah menstruasi tak dapat keluar, jadinya menumpuk dan menyebabkan nyeri perut dan punggung serta masalah buang air, menurut Institut Kesehatan Nasional Inggris.

Kondisi ini memerlukan operasi kecil untuk membuang lebihan jaringan dan umumnya vagina dilator digunakan untuk beberapa waktu agar memastikan tidak kembali menutup. Fungsi vagina akan kembali normal usai menjalani prosedur ini.
Kebanyakan selaput dara menipis seiring waktu dan akhirnya akan robek sendiri tanpa adanya gejala. Namun robekan itu bagi beberapa orang juga terasa, terutama bagi yang memiliki selaput dara cukup tebal atau kurang lentur.

"Bisa sama sekali tak disadari atau terasa nyeri atau berdarah misal dengan memasukkan tampon pertama kali atau hubungan seksual untuk pertama kalinya," kata Rosser.

Karena selaput dara menipis seiring dengan waktu, maka bisa jadi selaput dara sudah robek bahkan sebelum berhubungan seksual untuk pertama kalinya.

Aktivitas seperti bersepeda, menunggang kuda dan gimnastik, ditambah penggunaan tampon atau bahkan masturbasi, bisa merobek selaput daramu. Dan juga, bisa tak disadari saat sudah robek.


Memang jika selaput dara robek saat berhubungan seks bisa sakit, namun juga ada beberapa kondisi kesehatan lainnya yang bisa menyebabkan rasa sakit tersebut.

Plus, biasanya saat berhubungan seks untuk pertama kalinya disertai dengan rasa khawatir dan ekspektasi akan adanya rasa sakit dan nyeri, ditambah kurangnya pengalaman dan ilmu soal bagaimana membuatnya lebih mantap.

Soal berdarah seperti mitos 'malam pertama dan keperawanan' yang sering kita dengar, itu bukan selalu karena selaput dara robek. Rosser menegaskan, seks bisa menyebabkan pendarahan dari dinding vagina apabila pelumasnya tidak cukup (cairan vagina) atau seks yang terlalu cepat dan kasar.

"Berdarah sedikit saat 'malam pertama' bukanlah hal besar, namun jika sering terjadi atau terus terjadi setelahnya, periksakan ke dokter obsgyn untuk memastikan tak ada penyebab yang lebih serius," pungkasnya.

0 Comments