Breaking News



Ngiklan Murah Disini Yuk!!

Mereka Bertarung Politik, Akibatnya Disini Meregang Nyawa

Responsive Ad Here


Madura (25/11)
Seorang warga Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Madura bernama Subaidi (30) tewas ditembak dengan pistol rakitan milik Idris (30), pelaku.

Subaidi diketahui ditembak Andika di Dusun Pakes Arungan Timur, Desa Sokobanah Laok, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Rabu (21/11/2018), sekitar pukul 13.30.
 
Subaidi saat ditemukan warga terkapar karena ditembak oleh seseorang. - Surya/Muchsin

Menurut keterangan sejumlah warga dan kerabat korban, sebelum kejadian Subaidi ditelpon oleh pelaku, warga Desa Tamberu Barat, untuk memasang giginya.

Namun saat itu pelaku tidak meminta korban datang ke rumahnya, melainkan ke suatu tempat di kawasan Desa Sokobanah Laok, yang berjarak sekitar 6 km dari rumah korban.

Tanpa curiga, korban berangkat sendirian menemui pelaku yang datang bersama seorang temannya di area persawahan di kaki bukit.

Setelah bertemu mereka pun berbincang, namun tidak mengarah kepada pemasangan gigi.

Tanpa diduga, dari jarak dekat pelaku menembakkan senjatanya ke tubuh korban.
Usai menembak, pelaku bersama temannya kabur dengan mengendarai sepeda motor.

Sedangkan korban yang ditembak mengerang kesakitan sambil telapak tangannya memegang dadanya yang terluka akibat tembakan.

Kemudian korban berusaha bangun untuk naik sepeda motor, karena tidak cukup kuat dan kembali ambruk.
 
Suara tembakan itu mengagetkan warga sekitar, membuat sejumlah warga pergi ke luar rumah dan menuju ke arah suara tembakan.

Melihat korban tersungkur dengan posisi telungkup, warga pun langsung berusaha menolong korban dan membawanya ke puskesmas.

Seorang tokoh masyarakat Sampang, K Bahrudin mengatakan, meski lokasi penembakan itu cukup jauh dari rumah warga, tapi suara tembakan yang didengar warga itu cukup keras terdengar warga.

Jadi wajar jika warga sekitar berhamburan ke luar untuk mengetahui apa yang terjadi.
Kejadian bermula dari guru korban yang sempat mengunggah foto dengan memegang senjata tajam di laman Facebooknya.

Foto tersebut dilengkapi status yang menantang pendukung satu dari dua calon presiden.

Kemudian status guru korban dibalas oleh akun Facebook atas nama Idris Afandi yang diduga milik pelaku, dengan komentar bernada siap menghadapi tantangan itu.
 
Tak berselang lama, rekan korban kemudian mendatangi rumah pelaku untuk mengonfirmasi komentar tersebut.

Pelaku membenarkan akun tersebut miliknya, namun bukan dirinya yang menulis komentar.

"Pelaku mengaku ponselnya telah dijual dan tidak mengetahui siapa yang menulis komentar tersebut," jelas Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi, Sabtu (24/11/2018).

Beberapa hari setelah itu, korban mengunggah video pelaku yang disebutnya ketakutan hingga terkencing-kencing saat didatangi rekannya.

Dalam video tersebut, korban juga memberi keterangan akan membunuh pelaku jika bertemu.

Pertemuan pun terjadi hingga berujung kematian Rabu (21/11/2018).

0 Comments